Instalasi ubuntu : Tahap Persiapan Partisi
Di
Microsoft Windows (XP, Vista, 7 dan lain-lain) kita mengenal format FAT, FAT32
dan NTFS, sedangkan di Ubuntu kita akan mengenal format Ext (Ext2 , Ext3, Ext4)
dan Swap. Lalu apa ini berarti Linux nggak bisa membaca drive dengan format
FAT, FAT32 dan NTFS? Wah gawat donk, gimana nih dengan data-data kita yang
tersimpan di harddisk dengan format tersebut?
Disinilah
kelebihan dari Linux. Walaupun Linux menggunakan format drive Ext dan Swap tapi
Linux tetap bisa mengakses drive dengan format FAT, FAT32 dan NTFS. Hal
ini tidak akan berlaku sebaliknya. Format drive Ext dan swap tidak akan bisa
diakses dari OS Microsoft Windows. Jangankan untuk mengakses partisinya,
harddrive dengan format Ext dan swap akan hilang penampakannya saat Anda
berada di Microsoft Windows (tidak terlihat bukan berarti tidak ada loh..).
Jadi
kalau begitu berarti kita bisa menginstal Linux di hard drive dengan format
FAT, FAT32 dan NTFS donk? Tentu saja tidak. Instalasi Linux tetap harus berada
di format Ext ! walaupun Linux bisa mengakses format selain itu, tapi hanya
sebatas akses data saja, sedangkan untuk menempatkan file system Linux harus
menggunakan format Ext.
Ok,
sekarang mari kita mulai. Langkah pertama yang kita lakukan adalah
mempersiapkan sebuah partisi drive yang akan kita gunakan khusus untuk
instalasi Ubuntu dan sebuah partisi Swap.
Swap
Swap merupakan virtual memori yang salah satu kegunaannya
adalah untuk mem-backup
dari memori fisik atau RAM. Jadi Swap berfungsi untuk berjaga-jaga apabila
suatu saat RAM Anda kehabisan ruang (space) memori maka swap bisa memberikan
pertolongan untuk menambah extra space. Selain itu Swap juga diperlukan untuk
menggunakan fitur hibernate, dan swap akan sangat berguna bagi Anda yang
memiliki kapasitas RAM minim. Fungsi ini mirip fitur paging files pada
Microsoft Windows. Swap juga digunakan untuk menyimpan data-data yang jarang
digunakan di RAM.
Hmmmm……..kalau
gitu, buat apa pasang RAM gede-gede? RAMnya cukup 64 MB aja, Swap-nya digedein
jadi 4GB gitu ! kan lumayan bisa menghemat duit, daripada harus beli RAM
mahal-mahal!. Maaf itu adalah sebuah pemikiran yang sesat ! Swap
berfungsi sebagai penyokong dan bukan pengganti. Swap tidak dapat menggantikan
fungsi RAM, karena kecepatan baca RAM jauh diatas kecepatan baca harddisk.
Untuk itu, memiliki kapasitas RAM yang besar tetap dianjurkan.
Lalu
berapa kapasitas Swap yang dianjurkan dalam proses instalasi ubuntu? Umumnya
besar kapasitas swap yang dianjurkan adalah 2 kali kapasitas RAM Anda. Jadi
misalkan kapasitas RAM Anda adalah 128 MB maka kapasitas swap yang harus Anda
siapkan kurang lebih 256MB. Jika Anda memiliki RAM 256MB maka Swap yang harus
Anda persiapkan adalah 512MB. RAM saya 4GB om masa harus menghabiskan 8GB buat
Swap, kan sayang ?
Sebenarnya
aturan 2 kali kapasitas RAM tersebut tidaklah mengikat, karena besar Swap yang
dibutuhkan sangat tergantung dengan beban sistem yang akan Anda jalankan
nantinya. Jika misalkan Anda akan menginstal aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
memori yang besar maka kemungkinan penggunaan swap Anda juga lebih besar begitu
juga sebaliknya. Untuk itu Anda sendiri mungkin bisa mengira-ngira apakah Anda
akan menjalankan aplikasi-aplikasi yang menguras source RAM Anda atau tidak..?
Jika
Anda memiliki RAM 2GB atau lebih dan merasa sayang untuk menggunakan rumus 2
kali kapasitas RAM, mungkin Anda cukup membuat sebuah swap dengan kapasitas
512-1GB saja. Jangan khawatir, Anda masih bisa menambah kapasitas swap tersebut
kelak jika memang dibutuhkan.
Jika
Anda ingin menggunakan fitur hibernate nantinya, maka Swap yang harus Anda
sediakan sekurang-kurangnya sama dengan kapasitas RAM memori Anda. Microsoft
Windows, juga menerapkan peraturan yang sama loh, jika Anda mengaktifkan fitur
hibernate maka windows akan “mencuri” space harddisk Anda sebesar kapasitas
RAM.
Wajibkah Swap ini?
Tidak
wajib sih tapi sangat diperlukan. Maksudnya? Sebenarnya tanpa swap pun Anda
tetap dapat menginstal dan menjalankan Ubuntu (khusus bagi sistem yang memiliki
RAM ≥ 512MB), walaupun nanti Anda akan mendapatkan peringatan untuk membuat
swap pada saat instalasi. Swap tetaplah diperlukan agar sistem Anda dapat
berjalan lebih optimal, apalagi ada beberapa aplikasi yang membutuhkan swap
agar dapat bekerja dengan baik. Bagi Anda yang ingin menggunakan fitur
hibernate, swap hukumnya WAJIB untuk Anda sediakan. Jadi meskipun tetap dapat
bekerja namun sistem yang berjalan tanpa swap sangat TIDAK DIANJURKAN!.
Jenis-jenis swap
Ada
3 jenis swap berdasarkan cara membuatnya, yaitu swap partisi, swap
file dan swap kombinasi partisi dan file. Swap partisi
merupakan swap yang menggunakan sebuah partisi khusus untuk space swap-nya,
partisi ini berformat swap. Pada swap file, kita tidak membutuhkan sebuah
partisi khusus untuk space swapnya. Lalu space swap-nya kita ambil dari mana
dong? Dari file yang ada pada partisi biasa. Pembuatan swap file dilakukan
setelah proses instalasi Ubuntu selesai. Untuk teknik yang ketiga, merupakan
gabungan antara swap file dan swap partisi.
Lalu
sebaiknya teknik swap mana yang harus kita gunakan? Masing-masing memiliki
kelebihan dan kekurangannya sendiri. Untuk swap partisi, Anda bisa menggunakan
partisi swap tersebut untuk instalasi-instalasi Linux lainnya. Jadi misalnya
Anda ingin menginstal distro Linux yang lain di komputer Anda, Anda tidak perlu membuat
partisi swap lagi, cukup menggunakan partisi swap yang sudah ada. Swap
partisi memiliki performance yang lebih baik ketimbang swap file
khususnya pada kernel Linux versi 2.4 namun untuk kernel 2.6 performance swap
file sudah meningkat dan bisa mengimbangi swap partisi.
Keunggulan
swap file adalah lebih fleksibel dan lebih mudah dalam mengatur kapasitas
swap. Hal ini mungkin akan sangat berguna bagi Anda yang sering mengubah-ubah
kapasitas swap secara rutin. Jadi pilihan ada pada Anda, terserah ingin
menggunakan teknik swap yang mana. Jika Anda tanya pendapat pribadi saya, saya
lebih menyukai dan menyarankan untuk menggunakan swap partisi.
Instalasi ubuntu : Tahap Membuat Partisi
Proses
format dan partisi hard drive tidak begitu susah tapi memiliki resiko yang amat
besar. Bila Anda salah melakukan partisi atau format, Anda akan kehilangan
data-data Anda. Untuk itu, sebagai langkah pencegahan sebaiknya Anda membackup terlebih
dahulu semua data-data penting Anda ke DVD, atau media penyimpanan lainnya.
Bila terjadi “kecelakaan”, Anda masih bisa mendapatkan kembali data Anda.
Instalasi ubuntu
setelah
anda membuat unallocated space menggunakan link yang saya berikan diatas,
selanjutnya anda bisa menginstall ubuntu..tapi sebelumnya PLEASE backup dulu
semua data penting anda, penulis nggak bertanggung jawab terhadap kehilangan
data yang terjadi..
1.
Atur boot priority / prioritas booting
pada bios anda, caranya :
Caranya tergantung motherboard
anda masing-masing, (biasanya dengan cara menekan tombol F1, F2, DEL, ESC, atau
F10). Biasanya informasi tentang cara masuk ke sistem BIOS ini tertera pada
POST screen saat komputer anda booting.
1.2. Setelah kita masuk ke BIOS
setup akses lah menu untuk mengatur boot priority anda, letak menu ini
berbeda-beda tergantung jenis BIOS atau motherboard yang anda gunakan (baca buku
manual motherboard anda), intinya masuklah ke menu yang mengandung kata-kata
“boot”, kemudian lihat di sana pasti ada tercantum urutan bootingnya (biasanya
ada kata-kata boot priority, atau first device, first boot, boot squance).
Contoh-contoh setting bios
Untuk setting BIOS award menu untuk mengatur boot
priority tersebut dapat anda temukan di advance BIOS feature
Atau terkadang dapat anda temukan menu setting
bios “boot” tersendiri, sehingga anda bisa langsung mengaksesnya dari sana.
2. Masukan
CD/DVD instalasi ubuntu anda, dalam contoh ini kita menggunakan ubuntu 12:04
3.
Jika udah muncul jendela seperti
gambar dibawah ini, pilih install ubuntu
4. Pada
jendela selanjutnya langsung klik tombol continue, jika komputer anda online
anda bisa langsung mengupdate ubuntu anda pada saat proses instalasi ubuntu
dengan menandai pilihan download updates while installing, tapi
sebaiknya update anda lakukan nanti saja setelah proses instalasi selesai,
langsung klikt tombol continue saja.
5.
Pada jendela berikutnya pilih something
else lalu klik continue
6. Selanjutnya
klik free space, free space merupakan unallocated space yang telah anda buat
sebelumnya.
7.
Klik free space dan klik tombol add
8. Akan muncul jendela pop up create partition. Disini
pertama kali kita akan membuat sebuah partisi untuk swap (pembahasan tentang
swap sudah dibahas di awal). Pada bagian New partition size in megabytes
(1000000) isikan besar kapasitas swap yang Anda butuhkan. Sebagai
contoh, saya akan membuat swap sebesar 1GB (1000MB), sesuai dengan kapasitas
RAM saya. Anda dapat mengisinya dengan jumlah lain yang Anda butuhkan. Jika
sudah, klik menu dropdown pada bagian Use as, kemudian pilih swap
area dan klik tombol OK
9. Nah sekarang akan terbentuk sebuah partisi
baru dengan format swap
10. Kita sudah membuat partisi swap. Selanjutnya apa? Ya selanjutnya
membuat partisi untuk tempat menginstal Linux. Kita akan menggunakan free
space yang tersisa untuk membuat partisi Linux, klik free space yang
tersisa lalu klik add
11. Akan muncul jendela pop up create partition seperti
sebelumnya. Kita akan mencoba menggunakan format partisi terbaru dari Linux
yaitu ext4. Untuk itu pada bagian use as pilih ext4
journaling file system. Selanjutnya klik menu dropdown pada bagian mount
point dan pilih /, atau bisa juga dengan langsung mengetikkan
/ pada input box yang ada disana lalu klik tomnol OK.
12. Kini akan terbentuk sebuah partisi Linux dengan format ext4.
Beri tanda centang pada partisi tersebut (yang terdapat pada kolom format),
kemudian klik install now
13. Tunggu
selama beberapa saat hingga muncul jendela seperti gambar dibawah, pilih lokasi
waktu anda kemudian continue
14.
Masuk ke jendela keyboard layout klik
langsung continue
15. Untuk
melanjutkan instalasi ubuntu, isikan nama anda, username, password jika sudah
klik continue
16. Sebagian
dari user yang baru pertama kali menggunakan ubuntu, mereka mengira bahwa
instalasi ubuntu sangat lama, sebenernya bukan demikian yang terjadi, pada saat
anda menginstall ubuntu maka secara otomatis ubuntu akan mengupdate repository
nya, dan ini sangat mengandalkan kecepatan internet, jika kecepatan internet
anda lemot maka proses instalasi ubuntu anda akan berjalan lama pula, jika hal
ini terjadi anda bisa langsung klik tombol skip dan lakukan update
repository nanti, atau offline kan lah komputer anda dan coba install ubuntu di
komputer yang offline.
17.
Instalasi ubuntu anda sudah selesai.